Pages

Kamis, 20 Februari 2014

Gue tau Tuhan itu baik. Dia ngirimin gue malaikat-nya untuk memberikan gue 1 alasan kuat kenapa gue harus tetap hidup dan melupakan berjuta alasan yang mungkin gue coba ingkari.

Cuma gue dan Tuhan yang tau sedalam apa gue terpuruk kemarin, bahkan blog ini pun gak tau seberapa gelapnya fikiran itu sebelumnya. Gue bukan orang yang mudah putus asa dan menyerah, semua orang yang mengenal gue tau itu. Tapi terlalu banyak hal buruk yang udah terjadi, yang membuat gue selalu bertanya: kelak apakah aku masih sanggup menatap dunia ini lebih lama lagi?

Semua orang tau dunia ini kejam, tapi mungkin aku pernah merasakan hal yang lebih kejam dari pada kata kejam itu sendiri. Manusia tidak pernah cukup tangguh untuk bisa menanggung semua beban pilu itu bersamaku, tapi malaikatku bisa.

Hehe, I just thought of you, gas Thinking of you gives me strength, thanks for always being there for me. xoxo

Sebuah Kata Maaf

Selasa, 11 Februari 2014

Hai everyone! Apa kabar nih? *ngomong sama tembok*
Fuhfuhfuhk. Okedeh tidak ada basa-basi untuk hari ini guys. Gue cuma mau berbagi aja perasaan sedih yang gue rasain hari ini.

Ada apa sih emang?

Uhhh.. cerita ini dimulai sejak dia *uhuk* balik ke bakasi buat liburan terlepas dari beban uas yang sudah seharusnya dipikul sama semua mahasiswa. Yah seperti yang gue bilang.. dia liburan dan pasti cepet atau lambat dia balik lagi ke solo.

Semenjak kita putus (nah! tau kan yang lagi gue bicarain ini siapa) kita emang tetep komunikasi sih via line, bbm or something. Semenjak itu juga gue dilanda kegalauan yang kayaknya ga ada ujungnya sampe dia akhirnya ngejatohin bom atomnya lewat kode-kode anjay yang bikin gue tambah bingung aja sama dia. Ish.. apa maunya ya? (Bego. Balikan lah)

Jujur aje.. gue juga masih sayang sama dia, selalu sayang kalo bisa dibilang. Tapi, maupun dia, gue dan semua makhluk ghoib disemesta ini juga tau apa masalahnya kenapa kita harus putus. Sekali lagi ha-rus loh ya.

Dia gak pernah nganggep gue begitu, maksud gue, pacaran atau nggak itu semua cuma soal status, kenyataannya gue sama dia sama-sama masih punya perasaan yang sama yang ngebuat kita tetep ngrasa saling memiliki.

Dia selalu merajuk ke gue untuk minta sedikit perhatian, gue masih selalu denger keluh kesah dia begitu juga sebaliknya. Dia selalu jadi tempat gue berbagi apapun, sedih, senang atau bahagia. Kadang dia masih suka galak dan posesif, dan suka ngatur dan suka nasehatin gue disaat gue udah keluar jalur. Dia masih jadi seseorang yang sama, yang menganggap gue sebagai orang yang paling istimewa dan special disaat semua orang ngeremehin keberadaan gue, dan mulai ngeracuni gue dengan fikiran kalau gue ini 'useless'. Tapi bukan berarti dia gapernah bikin gue useless ya *abaikan*

Gue baru sadar, gue beruntung. Gue begitu dicintai, diharapkan kehadirannya dalam hidup seseorang. Itu gak pernah terlintas difikiran gue sebelum kita pisah. Dari sekian banyak orang dihidup gue, mungkin dia adalah salah satunya yang perlu banget disyukuri kehadirannya didunia ini. Gue cuma gatau, kalau gue akhirnya bisa ngerasain perasaan sebahagia itu. Karna hidup yang sulit, udah menekan semua perasaan optimis itu jauh didalam diri gue yang lemah ini. Sehingga gue gak sadar, semua itu gue lewatin tanpa sekalipun gue pernah ngasih kesempatan untuk diri gue merasa benar-benar bahagia seperti sekarang.

Gue gak pernah percaya sama siapapun didunia ini. Karna selain Tuhan, siapapun yang disebut manusia itu pasti akan mengkhianati kepercayaan yang gue berikan pada akhirnya. Tanggal 3 kemarin dia bilang, 'wah! gak berasa udah setahun' gue tau maksudnya. Dalam setahun ini udah terlalu banyak hal yang berubah, gue benci perubahan. Dan sekarang selain waktu yang kejam, gue juga harus membenci jarak diantara kita yang mungkin akan berkhianat. Gimanapun, gue akan selalu memikirkan hal yang terburuk, itulah gue. Dan gimanapun, dia dengan kehidupan sempurnanya, dan gue dengan kebalikan dari semua itu pada akhirnya pasti akan bikin hubungan kita yang rumit ini masuk ke babak yang lebih rumit lagi nantinya.

Dan inti dari semua ini sebenernya adalah hari ini. Hari dimana dia makin keliatan cakep aja, efek dari udah-lama-gak-ketemu. Dia akhirnya beneran ngajak gue balikan. Uh pleaseeeeeee! Gue udah kaya cewek dalem sinetron yang minta waktu buat mikir sebelum gue jawab (oh yeah! seakan gue ini penting banget) tapi tenang itu untungnya cuma berlaku diotak gue yang karatan ini. Gue dengan mantap jawab...

'Aku gak bisa jawab, maksudnya aku gak yakin kalau hubungan ini bisa berhasil tanpa aku nyakitin kamu nantinya. Aku nyaman sama hubungan kita sekarang. Aku rasa gak perlu ada yang dirubah gas, aku sama kamu itu kayak langit sama bumi. Maafin aku ya'

Kata-kata itu masih terngiang-ngiang dikuping gue. Itu pertama kalinya gue gak ngrasa grogi saat ngomong sama dia. Itu kebenaran yang harus dia tau, tapi itu semua juga bikin gue ancur pada saat bersamaan. Dan sedikitpun dia gak mengeluh, itu bikin gue lega, saat dia bilang gak-papa tapi gue tau gue udah nyakitin hati seseorang yang sangat baik, dengan semua fikiran pesimis gue yang sangat jahat. Baik gue maupun dia tau, penolakan bukan akhir dari perasaan membutuhkan satu sama lain. Untuk itu kelak, gue jamin gue akan selalu ada kapanpun dia butuh gue untuk mengeluh dan diapun menjanjikan hal yang sama ke gue.

Selanjutnya, gue tau gue harus move on sampe gue bener-bener bangkit dan balikin semua kepercayaan diri yang gue punya demi dia. Dan untuk terakhir kalinya gue minta maaf lagi, mungkin sebelum saat itu tiba gue akan terus berpegang pada dirinya agar diri gue tetap tegak berdiri. Maaf untuk keegoisan ini

Draft

Pernahkah kau merasa terlalu mencintai seseorang?

Kata orang, pria itu kadang terlalu proktektif kepada wanitanya. Tetapi hal itu tak pernah terjadi kepada priaku. Priaku yang dingin, priaku yang cuek, priaku yang terlalu mengabaikanku. Walau begitu, aku tetap mencintainya sampai aku takut suatu hari dia akan berjalan pergi meninggalkanku. Dalam fikiran itu, aku terus merasa suatu hari dia akan menjauh. Dengan fikiran itu pula tanpa sadar aku telah menggenggamnya terlalu erat, menjeratnya dengan tali tak kasat mata yang aku ciptakan sendiri karena sifat egoisku.

Poor me..

Senin, 10 Februari 2014

Susah banget nempatin dia diantara daftar orang-orang yang patut diblacklist dalam kehidupan ini. Semakin gue gak peduli itu semakin negasin suatu hal, gue bener-bener peduli. Sialan. Kayaknya lagu geisha emang ditujukan buat gue banget disituasi kayak gini, ya.. lumpuhkan sajalah ingatanku hahaha. Sial ini menyedihkan. Gue bakal membayar berapapun dan dengan apapun kalo ada yang sanggup menghapus keberadaan dia dalam ingatan gue saat ini. Tuhan tau gue berusaha untuk itu. Gue pingin move on, please..

Ada dua sisi dalam diri gue yang guepun gak tau, sisi yang manakah yang benar-benar lebih dominan?
Satu. Gue peduli─ uh, coret! gue BENER-BENER peduli. Dan gue bener-bener butuh dia untuk ada disekitar gue, untuk membuat gue tetap semangat, untuk ngebuat gue tetep hidup, dan well.. untuk tau keadaan dia, kalau dia baik-baik aja.. dan dia bahagia. Diri gue bener-bener harus dikasihani untuk yang terakhir itu.
Yang kedua mungkin.. Gue bisa sangat mengacuhkan dia, gue gak mau dia ada disekitar gue, bahkan namanya pun gak boleh terdengar sepelan apapun itu diudara, karna itu ngebuat hati gue sakit.. saat dia tertawa diatas penderitaan yang gue alami karena terlalu membutuhkan dia dalam kehidupan ini. Gue butuh dia untuk lenyap atau gue yang menghilang. Itu akan sangat menghancurkan gue, saat gue mulai memainkan peran gue─ berpura-pura dari hari ke hari untuk nggak membutuhkan dia dan nggak peduli tentang apapun hal yang berhubungan dengan dia yang ada didalamnya.

Jadi, untuk sementara hari-hari tanpa dia seakan menyakitkan, tapi sesungguhnya kesendirian sangatlah penting untuk gue saat ini. Butuh usaha keras untuk menjalani hari dengan normal dan tetap bertingkah seperti seseorang yang tidak hancur didalam. Once again, poor me...

Kamis, 06 Februari 2014

Gak bisa dijelasin betapa gue benci dia saat ini tapi dia tetep jadi bagian terpenting yang bikin gue semangat untuk ngejalani hari hari, berarti itu tandanya gue masih membutuhkan dia kah? Belum bisa lepas sepenuhnya dari bayang-bayang dia. Apapun tentang dia masih sanggup memengaruhi gue dengan begitu hebatnya. Kadang gue fikir, gak mengenal dia sama sekali itu jauh lebih baik, walaupun gue sebenernya gak menyesali apapun yang udah pernah kita lewati. Kadang gue fikir dengan membenci seseorang, bisa buat gue melupakan orang itu. Tapi kenyataannya itu cuma nambah beban gue.

Beban menyayangi seseorang itu ternyata lebih berat daripada saat kita membenci seseorang, maksud gue, kalau kita terlalu menyayangi tapi pada akhirnya dikecewakan apalagi sampe disia-siakan, kesedihan yang kita tanggung nantinya akan jauh lebih dalam. Karna menyayangi sekaligus membenci seseorang pada waktu bersamaan itu bukan hal yang mudah untuk dilalui.

Gue berfikir, terkadang manusia itu terlalu angkuh untuk bisa mensyukuri kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Apasih yang mereka cari dari hidup ini? Mereka sering sekali mendambakan seseorang yang jelas-jelas tidak bisa memberikan kebahagiaan kepada mereka. Tapi yang sudah jelas menyayangi mereka dengan sepenuh hati malah sering kali tidak mereka lihat, seringkali diabaikan, disepelekan dan tidak dihargai keberadaannya. Guepun gak tau, apakah orang-orang seperti itu suatu hari akan menyadari ketololannya itu apa enggak, manusia kan sering kali hanya mengukur orang lain dari kesempurnaan yang terlihat oleh mata, manusia akan lebih jelas melihat dan membanding-bandingkan kekurangan dalam diri seseorang tanpa pernah sadar bahwa yang mereka anggap kurang itu ternyata justru yang menjanjikan ketulusan bagi mereka.

Itulah sebabnya gue sering ngerasa useless berada didekat orang-orang yang gue sayang. Gue gak mau menyanyangi tapi pada akhirnya harus membenci. Gue sebagai manusia, punya perasaan ingin juga disayangi, dihargai, dilihat.

Tapi kenyataan selalu beda dari apa yang kita pingin rasain, apa yang kita pingin alamin. Kenyataannya, manusia dengan kasih sayang yang besar, manusia yang tulus, manusia yang rela berkorban demi melihat orang yang disayangi bahagia,manusia yang peduli terhadap orang lain, justru selalu dihadapkan pada orang-orang yang tidak pernah menghargai dan mensyukuri kehadiran mereka dalam kehidupannya. Kenyataannya manusia itu selalu dipasangkan dengan dua sisi yang berlawanan, katanya biar seimbang. Tapi kenyataan yang lain juga bilang, hidup ini emang gak pernah adil.

Kelak

Sabtu, 01 Februari 2014

"Jangan bersaing dengan masa lalumu. Berharaplah pada hal-hal besar di masa depanmu dan cintailah dirimu saat ini" - Master's Sun.

Quotes itu sangat menginspirasi gue. Ada banyak hal dalam hidup ini yang sering ngingetin gue kalo hidup itu emang gak pernah mulus. Gue mengalami banyak fase dalam hidup ini, gue ngalamin hari-hari bahagia yang gak akan bisa gue lupain. Gue pernah terpuruk dalem banget, sampe sampe gue gak bisa percaya kalo gue bisa bangkit jadi wonder woman lagi. Yah yang terakhir emang apa banget sih ya, tapi gak papa lebay sekali kali. Nah ngomongin lebay hidup emang kadang lebay sih saat senang kita lupa sama yang di atas (Tuhan), saat susah kita juga lupa sama yang dibawah kita. Gimana dong? bukannya ngrasa jadi manusia paling menderita sedunia sih, cuma dalam kasus gue disaat gue mulai ngrasa cobaan yang gue laluin terlalu berat, disaat itulah gue mulai mengeluh.

Disaat gue bersedih, kecewa, terluka *azek* dengan kehidupan gue saat ini, gue sering keinget sama hidup gue jaman dulu yang kayaknya berbeda banget ya sama hari ini. Gue gak bisa berhenti meratapi hidup gue saat ini yang gak banget sampe sampe gue lupa caranya move on. Tapi makin kesini, makin gue lalui, seiring berjalannya waktu semuanya berubah juga kan jadi berlebel 'masa lalu' yang membedakan yah luka luka lama itu ninggalin bekas di diri gue yang gak bisa gue hilangin dan masa lalu sedih gue jadi seolah saingan mulu sama masa lalu gue yang indah.

Tapi akhir-akhir ini gue lagi optimis banget sih sama hidup gue. Walopun belum bisa bangkit sepenuhnya dan gue emang belum bangkit. Tapi gue percaya, bahwa kelak gue akan punya kehidupan yang indah lagi, yang lebih hidup. Yang sederhana, tapi menyenangkan. Terlepas dari semua hal yang bikin gue sedih kemarin, yang menghancurkan harapan gue. Gue akan punya harapan baru, sesuatu yang pingin gue capai nantinya. Dan kelak gue bakal jadi people person, yang punya tujuan gak hilang arah lagi kayak sekarang. Mikirin itu aja bikin gue deg-degan. Sekarang emang, emang gue masih terjebak sama lingkungan lama yang serba fake. Kalo bisa gue lupain, gue pasti lupain. Tapi gak bisa, gue masih harus ngelewatin ini buat akhirnya bertransformasi jadi diri gue yang sesungguhnya, tentunya kelak.

Melupakanmu mungkin terasa sulit
tapi membencimu itu menyakitkan

Namamu mungkin kini terdengar asing
Tapi kenanganmu tetap menari indah di benak ini

Hanya dengan mengingat namamu membuat hati ini perih
Tapi mengapa aku selalu rindu mengeja nama itu diudara.

Kenapa kau harus jadi bagian dari masa lalu yang membuatku terluka
Yang pernah menggores hati ini dengan begitu kejam

Merindukanmu seperti tidak pernah ada batasan
Walau membencimu kini yang paling masuk akal

Aku ingin mengenangmu sebagai sesuatu yang membuatku tersenyum kelak
Sungguh aku ingin mengubah kenyaatan itu

Bahwa kamu pernah membuat ku menangis
Bahwa kamu pernah mengkhianati kepercayaan yang ku berikan

Melupakanmu memang terasa sulit
Ku harap aku bisa membencimu walau itu menyakitkan

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS